HMPS TADRIS MATEMATIKA SELENGGARAKAN KEGIATAN FORMULA 1: “COMPUTATIONAL THINKING TO SOLVE MATH PROBLEMS”
Salatiga—Selasa (23/3/2021), HMPS Tadris Matematika adakan kegiatan Formula 1 dengan tema “Computational Thinking to Solve Math Problems”. Kegiatan ini dilakukan secara daring, yaitu melalui media Zoom Meeting, dengan tujuan untuk mengetahui cara mengatasi masalah matematika dengan Computation Thinking. Formula Program Studi Tadris Matematika merupakan kegiatan rutin yang diadakan di setiap awal semester genap dan diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa IAIN Salatiga. Salah satu masalah yang dibahas dalam Formula 1 ini, yaitu kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari data rangking PISA 2018 yang menunjukkan bahwa negara kita menempati urutan ke-71 dengan skor 382.0. Hal tersebut diperkuat dengan data dari rangking TIMSS yang berada pada lapisan 10 terbawah. Peringkat SDM Indonesia berdasarkan Global Human Capital Index oleh World Economic Forum (WEF) 2017 berada pada posisi 65 dari 130 negara. Kapasitas adopsi iptek dan penciptaan inovasi Indonesia masih rendah yang berada pada peringkat 85 dari 129 negara dengan skor Global Innovation Index (GII) 29,27 dari skala 0-100 pada tahun 2019.
Seiring berjalannya waktu, di Era Industry Revolution 4.0 & Society 5.0 telah terjadi perubahan mendasar dan cepat di semua sektor kehidupan yang fundamental. Pada Industry Revolution 4.0 terjadi transformasi komprehensif dan keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional yang memiliki unsur internet of thinking, artificial intelligence, big data, augmented reality, cyber security, additive manufacturing, intregated system, dan cloud computing. Begitupun pada Society 5.0, terjadi dari respon Industri Revolution 4.0 yang berpotensi mendegradasi peran manusia dan masyarakat. Society 5.0 merupakan suatu masyarakat yang berpusat pada manusia yang berbasis teknologi. Dengan demikian, cara untuk menghadapi hal tersebut salah satunya adalah dengan Computational Thinking.
Apa itu Computational Thinking?
Computational Thinking adalah proses berpikir untuk memformulasikan persoalan dan solusinya, sehingga solusi tersebut secara efektif dilaksanakan oleh sebuah agen pemroses informasi, yakni berupa komputer, robot, atau manusia. Secara singkatnya, dapat diartikan sebagai ilmu kepepet untuk menyelesaikan masalah secara efektif, efisien, optimum, dan cepat. Soal-soal Computational Thinking yang disiapkan juga bebas mengajak anak berpikir secara menyenangkan. Computational Thinking dapat menjadi sarana yang baik untuk meningkatkan kecakapan 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity, dan Innovation). Computational Thinking mengajarkan berpikir seperti cara ilmuwan berpikir, berpikir untuk menciptakan tingkatan abstraksi, dan berpikir untuk memecahkan persoalan. Kemudian, cara berpikir Computational Thinking terbagi menjadi empat hal, yaitu:
- Decomposition : memecah-mecah masalah menjadi lebih kecil sampai ke akar/pokok sebuah masalah hingga kita menyelesaikan suatu masalah tersebut satu per satu, serta mengidentifikasi pembagian dari mana masalah itu datang;
- Pattern Recognition : mencari pola-pola tertentu mengenai cara memecahkan suatu permasalahan. Dengan demikian, kita dituntut untuk mengetahui sendiri bagaimana pola tersebut;
- Abstraksi : melakukan generalisasi dan mengidentifikasi prinsip-prinsip umum yang menghasilkan pola dan keteraturan tersebut;
- Alghorithm : mengembangkan petunjuk pemecahan masalah yang sama secara step by step sehingga orang lain dapat menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang sama.
Computational Thinking dapat dipelajari dengan cara berlatih menyelesaikan persoalan-persoalan yang terkait komputasi melalui persoalan sehari-hari. Pada dasarnya, Computational Thinking memiliki prinsip pengajaran simulasi HOTS, mengedepankan kolaborasi, prinsip tasamuh, demokrasi, moderat, prinsip komunikatif, dan kemampuan mengambil keputusan. Menelisik lebih dalam lagi mengenai hal ini, ada salah satu komunitas bernama Bebras Indonesia yang merupakan perhimpunan perguruan tinggi/institut/perusahaan/asosiasi yang bertujuan memajukan Computational Thinking dan mengadakan bahan belajar, serta menyelenggarakan kegiatan-kegiatan edukatif bertema Computational Thinking untuk siswa Indonesia. Sarana utama untuk mencapai tujuan tersebut adalah menyelenggarakan tantangan Bebras yang sedapat mungkin dilaksanakan secara daring yang terbuka bagi siswa di seluruh Indonesia.
Menindaklanjuti tujuan tersebut, kegiatan ini dapat dibagi menjadi dua kategori:
- Materi Offline
- Resources Bebras Computational Thinking
- Penjelasan umum tentang Bebras dan Computational Thinking
- Download buku latihan
- Informasi kompetisi Computational Thinking dan Bebras Indonesia
- Materi Online
- Pembuatan Akun
- Latihan secara online
- Registrasi akun
Ragam pengayaan dan pembelajaran Computational Thinking salah satunya adalah Scratch. Scratch adalah bahasa pemrograman grafis yang dapat digunakan secara gratis dan dirancang untuk permainan, pembelajaran sendiri, dan animasi. Dalam Scratch terdapat adanya Computational Concepts yang meliputi Sequence, Loops, Parallelism, Events, Conditional, Operators, Data. Terdapat juga Computational Practices yang meliputi Exprementing dan Literating, Testing dan Debugging, Reusing dan Remixing, Abstracting dan Modularizing. Selain itu, terdapat Computational Perspective yang terdiri dari tiga hal penting, yaitu Expressing (To Create), Connecting (Do Different Things with Others), Questioning (To Development about Critical Thinking Skill).
Materi Formula 1 ini diisi langsung oleh Dosen Program Studi Tadris Matematika, Bapak Muhammad Istiqlal, M.Pd.. Kegiatan berjalan dengan kondusif dan lancar dengan jumlah peserta sebanyak 180 lebih. Di akhir kegiatan, HMPS Tadris Matematika memanfaatkan kesempatan sebagai sarana untuk memperkenalkan Pengurus Himpunan Program Studi Tadris Matematika (HMPS) 2021.
Leave a Reply